Friday, September 3, 2010

Unlimited Power

“Setiap manusia yang tercipta di dunia ini telah dilengkapi-Nya kekuatan tanpa batas. Dan, betapa hebatnya, apabila seseorang itu berkeyakinan di keseharian hidupnya, bahwa sumber dari segala sumber kekuatan itu adalah Allah ta’âlâ. Sayang hanya sedikit dari umat manusia itu yang menyadari, jikalau di dalam dirinya telah dibekalkan oleh-Nya kekuatan tanpa batas. ”
Syaikh Muhammad Fadh-lullah az-Zamani

Kekuatan Tanpa Batas (unlimited power), adalah wujud dari sebuah perjuangan yang telah dilakukan oleh seorang manusia di kehidupannya. Perjuangan seorang manusia dapat berupa: kerja keras; giat belajar; tekun menuntut ilmu; dan mengakses informasi-komunikasi. Dengan azzam dirinya dapat melakukan Pembelajaran Sifat Yang Baik (a good character learning), lalu melakukan Perubahan Perilaku (behavior transformation). Sehingga apa yang di-azzam-kan segera dapat dirasakannya.
Memang untuk menuju kepada kepemilikan derajat unlimited power tidak mudah. Tetapi, tidak menutup kemungkinan, siapa pun yang memiliki inner strong intention bakal memperolehnya.
Prinsip unlimited power, yaitu seseorang itu mampu melebihi kekuatan kebiasaan yang dimiliki seorang manusia. Baik kekuatan dalam berpikirnya, kekuatan dalam rasa, kekuatan dalam berkarya, dan kekuatan meresponsif gejala sosial maupun alam yang terjadi di sekitarnya. Kesemuanya ditujukan untuk menjadikan dirinya semakin bermanfaat di kehidupan sosial dan di hadapan Allah sebagai seorang hamba-Nya.
Sebut saja sahabat Bilal bin Abu Rabbah r.hu. Dia memiliki unlimited power. Terbukti mampu bertahan ketika menghadapi siksaan majikannya yang tidak menghendaki dirinya menjadi seorang muslim. Mengapa sahabat Bilal mampu bertahan. Sebab, dia memiliki inner strong intention, bahwa hidup dan mati seseorang itu di tangan Allah swt. Apa pun yang dilakukan oleh orang kafir terhadap dirinya. Apabila Allah swt belum menghendaki kematiannya maka dia tidak akan mati. Justru force of character yang terdapat pada sahabat Bilal melahirkan rasa cinta yang mendalam kepada Allah azza wa jalla. Sehingga rasa sakit apa pun tidak menjadikan gentar dan mengurungkan niatnya untuk bertauhid. Yang terjadi sahabat Bilal malah merasakan nikmatnya beragama di saat mengalami siksaan tersebut.
Apa yang dirasakan sahabat Bilal. Hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. Ketika dilemparkan di dalam kobaran api raja namrud. Di mana Nabi Ibrahim as merasakan kenikmatan mengabdi kepada-Nya justru di saat dirinya berada di dalam api itu.
Dan, masih banyak lagi kisah dan cerita di seputar perjuangan di dalam menegakkan agama Allah, yang kemudian mendorong lahirnya unlimited power. Terjadinya unlimited power labih dikarenakan terdapatnya force of character di dalam: Menomor-satukan Allah; Jujur; dan Ikhlas.
Contoh yang sangat sederhana, yang terjadi di sekitar kehidupan kita. Banyak orang mengatakan, bahwa seseorang yang sakit maag kuat dalam menjalankan ibadah puasa ramadlan. Mengapa, karena seseorang yang memiliki sakit maag itu telah terikat dengan force of character sebagai seorang muslim. Bahwa, dirinya wajib menunaikan ibadah itu. Sehingga mau tak mau dia harus: Menomor-saukan Allah; Jujur; dan Ikhlas. Maka, akhirnya dia memiliki unlimited power sehingga dapat menyelesaikan ibadah puasanya selama sebulan.
Sekali lagi yang menjadikan seseorang dapat memiliki unlimited power. Dikarenakan, seseorang itu mempunyai Cara Berpikir yang benar.

Percaya diri
Sikap percaya diri (self confidence) yang terdapat pada diri seseorang, akan mampu melahirkan seseorang itu memiliki unlimited power. Tanpa mempunyai sikap percaya diri, mustahil seseorang itu memiliki unlimited power.
Sebut saja Nabi Ibrahim as, dia sangat percaya diri. Bahwa, apa yang dilakukannya adalah benar. Demikian pula dengan sahabat Bilal, dia sangat percaya bahwa yang diyakininya adalah kebenaran. Tanpa memiliki rasa percaya diri yang kuat di dalam dirinya. Maka, Nabi Ibrahim as dan sahabat Bilal, tidak akan pernah memiliki unlimited power.
Alfaqir juga memiliki pengalaman keberagamaan. Pernah suatu saat selama beberapa hari, karena memang takdir Allah yang menghendaki-Nya. Alfaqir harus berbuka dan bersahur hanya dengan minum air putih. Ternyata dikaruniai kuat. Mengapa, disebabkan alfaqir yakin, bahwa tidak ada orang yang meninggal dunia akibat puasa.

Tahan Banting
Seorang hamba yang tahan banting, maka dia akan memiliki kemampuan yang unlimited power. Seseorang yang tahan banting di keseharian hidupnya memiliki daya kenyal yang hebat. Namun kebanyakan umat manusia tidak menyadarinya, bahwa tahan banting yang telah dijalani di kehidupannya dapat melahirkan kemampuan yang unlimited power.
Seseorang yang tahan banting, di keseharian hidupnya tidak pernah mengeluh dengan kondisi yang buruk, sulit, dan tidak enak sekali pun. Sebab, dia sangat paham bahwa kondisi yang mengitarinya itu dapat menjadi daya dorong guna melahirkan dirinya maju.
Pengalaman alfaqir mulai berdakwah, di sebuah desa pesisir alfaqir membina majelis ta’lim yang dihadiri oleh anak-anak kecil. Usia mereka rata-rata usia play group dan taman kanak-kanak. Alfaqir tekuni garapan dakwah yang diamanahkan oleh-Nya itu. Meski banyak orang yang mengejek dengan berbagai ucapan dan ghibah. Alfaqir terus menjalankan tugas dakwah dengan prinsip, “Biarkan anjing menggong-gong saya harus tetap berdakwah.”
Terbukti, hasilnya sungguh luar biasa. Anak-anak yang dulu kami tempa tersebut, setelah 15-20 tahun ini telah menjadi manusia dewasa yang berhasil di kehidupannya masing-masing. Dan, alfaqir semakin yakin, bahwa melaksanakan dakwah secara ikhlas, akan selalu mendapatkan pertolongan-Nya. Sebab, sebagai seorang pekerja sosial-dakwah alfaqir hanya mengharapkan ridla-Nya.
Maka, mereka yang dulu banyak mengejek dan meng-ghibah alfaqir itu, sekarang hanya dapat berdecak kagum sambil menggigit jari.

Kesadaran diri
Seseorang yang memiliki kesadaran diri (self awarness), dia memiliki peluang yang besar untuk memiliki kemampuan yang unlimited power. Siapa pun mereka yang di dalam dirinya terdapat kesadaran diri. Dia akan menjadi sosok manusia yang unlimited power; insya Allah.
Contoh ibunda Suma’iah r.ha. Setelah dinul Islam menjadi keyakinan dirinya, hingga akhirnya menjadi kesadaran dirinya untuk ber-Islam. Maka, dia memiliki kemampuan yang unlimited power ketika mengalami siksaan, sampai akhirnya dia wafat sebagai syahidah pertama kali dalam sejarah dakwah.
Mengenai kesadaran diri, alfaqir juga memiliki pengalaman keberagamaan yang menarik. Di mana sehari semalam dikaruniai mampu membaca (muthala’ah) 200-300 halaman. Juga dalam kecepatan menulis rata-rata per hari 2-4 judul, dengan 7-9 halaman. Sehingga produktifitas menulis yang berawal dari tahun 2000 hingga sekarang telah terkumpul hampir 3000-an judul karya tulis, 27 buah buku yang sudah dicetak, 5 buah buku untuk intern, dan ada 10 buah buku yang belum tercetak. Dan, insya Allah akan terus bertambah.
Mengapa dapat cepat di dalam membaca dan menulis? Karena terdapat kesadaran diri dalam pribadi alfaqir, bahwa kematian itu datangnya sewaktu-waktu. Sementara, tidak dapat memberikan warisan apa-apa, khususnya kepada para putera dan shantri, kecuali karya-karya tulis tersebut. Dengan azzam semoga kelak menjadi amal jariah alfaqir ketika berada di alam akhirat. Di samping itu terdapatnya rasa malu dengan para ulama terdahulu yang waktunya benar-benar dikonsentrasikan untuk pelayanan sosial dan pelayanan keilmuan.
Karenanya, dalam menulis dan menerbitkan karya tulis kami lakukan sistem indi. Alfaqir benar-benar mengharapkan keridlaan Allah azza wa jalla. Dan, sangat menghindarkan diri dari semangat mencari populeritas. Sehingga tawaran-tawaran yang mengarah kepada riya` dan sum’ah, benar-benar alfaqir menghindarinya semata mencari ridla-Nya. Sebab, alfaqir takut amalnya tertolak di sisi-Nya.
Jika terpaksa dalam menulis kisah ini, semata untuk memberikan keteladanan. Bahwa, kesadaran diri itu benar-benar membuahkan kemampuan yang unlimited power. Itulah alasannya, tidak alasan lain. Hanya Allah swt yang Mahamengetahui isi hati para hamba-Nya.

Pencerahan Diri
Seseorang yang mengalami pencerahan diri (self enlightment). Dia akan cepat mengalami unlimited power. Seseorang yang shalat lima waktu dengan baik dan benar, dia akan mengalami pencerahan diri. Seseorang yang puasa di bulan ramadlan, dia akan mengalami pencerahan diri. Seorang yang kaya yang mengeluarkan zakat mal-nya, dia akan mengalami pencerahan diri. Seseorang yang menunaikan haji, dia akan mengalami pencerahan diri. Seseorang yang beribadah dan beramal dengan ikhlas semata mengharapkan ridla-Nya, dia akan mengalami pencerahan diri.
Kesimpulannya, empat ibadah besar (shalat, puasa, zakat, dan haji, red) dan segenap ibadah dalam Islam mampu mendorong para pelakunya untuk memiliki kemampuan yang unlimited power.
Maka, menjadi pertanyaan besar, manakala ada seseorang yang telah melaksanakan salah satu atau seluruh empat ibadah besar, ditambah dengan ibadah-ibadah yang lainnya, masih saja tidak memiliki kemampuan dalam unlimited power. Jelas, yang salah adalah mereka yang melakukannya. Bukan segenap fasilitas yang telah disediakan oleh-Nya tersebut.
Terbukti, Nabi saw, yang kemudian dilanjutkan oleh generasi sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan salafush shalih. Mereka semua merupakan prototipe para manusia yang telah dianugerahkan kemampuan yang unlimited power di kehidupannya.

Bertanggung Jawab
Rasa bertanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang akan mampu menjadikan orang yang menerima amanah tersebut, memiliki unlimited power. Seperti telah kita ketahui, tanggung jawab itu macamnya ada dua: Pertama, Tanggung jawab dalam bentuk moral (responsibility); dan Kedua, Tanggung jawab dalam bentuk angka (accountability).
Orang yang bertanggung jawab, adalah seorang yang amanah. Artinya, dia dapat dipercaya dengan segenap tanggung jawab yang dipikulkan dipundaknya. Karenanya, seseorang yang bertanggung jawab, maka dia akan menjadi seorang yang berkemampuan yang unlimited power.
Pengalaman alfaqir, amanah yang diembankan-Nya yang berupa ilmu pengetahuan diniah harus benar-benar alfaqir jaga. Supaya kelak di hadapan-Nya alfaqir termasuk orang yang bertanggung jawab; insya Allah.
Karenanya, dengan senantiasa memohon ridla-Nya. Alfaqir menggratiskan semua jamaah yang menuntut ilmu di Ma’had TeeBee; khususnya para shantri mukim, semuanya gratis. Juga di dalam menyubsidi anak-anak yatim, alfaqir tidak pernah memintakan kepada siapa pun, kecuali hanya meminta kepada Allah jalla jalâluh. Mengenai bi-syarah pengajian pun alfaqir tidak pernah menetapkan “tarif”. Malah di banyak tempat, alfaqir yang membagi-bagikan buku yang alfaqir tulis, Majalah MAYAra, dan terkadang juga membagi-bagikan uang kepada para jamaah yang menghadiri pengajian dengan model door prize.
Juga, terhadap para tetangga Ma’had TeeBee. Alfaqir, keluarga, dan segenap shantri mukim berusaha untuk memberikan good services kepada mereka. Di antaranya dengan memberikan dana bergulir dalam bentuk simpan pinjam tanpa bunga. Menutup hutang yang kena jeratan rentenir. Menutup biaya operasi apabila ada yang sakit. Memberikan bantuan pengobatan. Dan, memberikan subsidi sekolah kepada anak-anak yang masih belajar di bangku sekolah.
Semua alfaqir lakukan, karena rasa malu dan takut kepada Allah swt. Semata karena wujud tanggung jawab alfaqir, yang disebabkan karena terlanjur dipanggil “ulama”.
Sungguh benar-benar unlimited power. Bayangkan setiap bulannya, kami harus menyediakan sekian juta untuk pengeluaran rutin tersebut. Tapi, sekali lagi itulah Allah swt yang selalu menolong para hamba-Nya yang sungguh-sungguh mau memikirkan kondisi kehidupan orang lain. Dan, itulah wujud tanggu jawab yang baru dapat kami lakukan, sekali pun masih jauh dari dapat memberikan kepuasan dan jauh pula dari kesempurnaan.

Bagaimana Dengan Anda?!
Milikilah apa-apa yang telah alfaqir sebutkan di atas. Kami telah mempraktekkannya dan membawa perubahan besar di kehidupan kami. Yakinilah bahwa anda mampu melakukan perubahan yang hebat. Yaitu, perubahan yang membawa kemanfaatan dalam hidup anda; insya Allah.
Tanamkan dalam diri anda, bahwa anda –dengan pertolongan Allah—pasti dapat segera memiliki sikap mental: Percaya Diri; Tahan Banting; Berkesadaran Diri; Berpencerahan Diri; dan Bertanggung Jawab.
Masa depan anda, adalah yang anda pikirkan hari ini (saat ini). Apa yang anda lakukan saat ini, adalah buah dari Cara Berpikir masa lalu anda. Biasakan untuk memiliki Cara Berpikir yang benar. Dan, hindarkan jauh-jauh dari mengikuti apa-apa yang menjadi pemikiran anda. Sebab, hal itu sarat dengan hawa nafsu. []

No comments:

Post a Comment