Saturday, September 18, 2010

Humanisme Islam

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ قَالَ لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ انْجَفَلَ النَّاسُ إِلَيْهِ وَقِيلَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجِئْتُ فِي النَّاسِ لِأَنْظُرَ إِلَيْهِ فَلَمَّا اسْتَثْبَتُّ وَجْهَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ وَكَانَ أَوَّلُ شَيْءٍ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ: ﴿أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ﴾

Dari sahabat Abdullah bin Salam r.hu, dia berkata, ”Ketika Rasulullah saw hendak datang di Madinah, manusia pada menunggu-nunggu dan saling memberi kabar: Rasulullah datang, Rasulullah datang, Rasulullah datang. Aku datangi kerumunan manusia. Ketika aku pastikan bisa melihat wajah Rasulullah saw, maka aku yakin bahwa raut wajahnya bukan tipe wajah pembohong. Dan pertama kali yang beliau ucapkan adalah,

”Sebarkanlah salam, berilah makan orang yang membutuhkan, dan shalat malamlah ketika manusia pada tertidur. Maka kalian akan masuk surga dengan selamat.”

Kedudukan Hadis
Derajat hadis ini shahih. Demikian keterangan Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya pada bab Minhu juz 9 halaman 25 hadis nomor 2409.

Pemahaman Hadis
Afsyūs salām. Artinya, sebarkanlah salam.
Inilah bukti bahwa betapa dinul Islam memerintahkan pemeluknya untuk me-manusiakan manusia. Buktinya dalam sabda insan mulia, Rasulullah saw di atas, pertama yang beliau perintahkan adalah untuk menyebarkan salam yang berarti kedamaian, keselamatan dan kasih sayang. Karena salam dalam Islam adalah penghormatan dari Allah swt. ”Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh. Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah selalu bersama kalian.
Banyak sekali rahasia di balik diperintahkan salam ini. Di antaranya untuk saling kenal, cinta, kasih sayang dan mendapatkan keberkahan doa salam itu sendiri. Bahkan menjadi prasyarat mendapat tiket masuk surga Allah swt. Inilah rahasia yang pernah diungkap sendiri oleh Rasulullah saw dalam sabdanya,

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian benar dalam keimanan kalian. Dan kalian tidak akan sampai meraih keimanan yang benar sampai kalian saling mencintai di antara kalian. Maukah Aku tunjukkan perkara yang apabila kalian laksanakan kalian akan saling mencintai? “Sebarkan salam di antara kalian.” (Hr. Muslim, Jilid I, Halaman 180)

Bahkan terhadap orang yang tidak dikenal sekalipun Raulullah saw juga menganjurkannya. Hal ini tentu menjadi motivasi bagi kita untuk ber-fastabiqul khairat. Di mana menjadikan salam sebagai habits. Tentu salam yang sebagaimana telah diteladankan oleh Nabi saw. Sayangngnya kaum muslimin sekarang justru meniru salam-salam yang tidak diteladankan Nabi saw seperti, hello, good morning dsb. Apa tidak boleh? Boleh, asal ucapan-ucapan salam tersebut setelah salam yang telah disyariatkan oleh dinul Islam.

Athimūt Thaām. Artinya, berilah makan orang yang membutuhkan.
Langkah berikutnya ketika sudah terbiasa dengan salam, sapa dan saling kenal – sebagai pintu masuk mengetahui kondisi saudaranya-, ketika kondisi saudaranya sedang membutuhkan bantuan, pertolongan atau baru mendapat masalah, maka anjuran Rasulullah saw adalah agar kita peduli dengannya, menolong sesuai dengan yang ia butuhkan. Perintah Rasulullah saw berupa athimut thaam adalah lambang sikap kepedulian. Yang juga bisa diartikan upaya sistematik untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, pelayanan kesehatan yang memadai serta memberi bantuan pendidikan, bahkan gratis. Sikap peduli ini sangat penting sehingga Allah swt pun mengecam keras orang yang tidak memiliki rasa kepedulian terhadap sesama, padahal ia berkecukupan. Bahkan Allah swt mengatagorikan mereka sebagai pendusta agama. Allah swt berfirman dalam surat al-Ma’un ayat 1-3,

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”(Qs.al-Ma’un [107]:1-3)

Jika kita sebagai kaum muslimin mampu menghayati pesan ini, khususnya para pemimpin yang diberi amanah untuk melayani rakyatnya, maka tidak ada lagi yang akhirnya mati kelaparan, yang putus sekolah dan menderita sakit dan akhirnya meninggal karena tidak punya biaya berobat. Kehiudpan masyarakat pun akan SSB (sehat, sejahtera dan bahagia), insya Allah. Sebab seluruh elemen masyarakat mempunyai seni di dalam me-manusiakan manusia berupa kepedulian terhadap sesama.

Shallū wannāsu niyāmun. Artinya, shalat malamlah ketika manusia sedang tertidur.
Ibadah malam atau qiyamul lail adalah salah satu ibadah agung dan mulia. Yang mana ibadah ini telah disyariatkan sebagai ibadah nafilah (sunnah). Akan tetapi mana kala seorang hamba mengamalkannya dengan CC 100% maka sungguh sangat besar keutamaannya. Allah swt berfirman dalam surat al-qur’an,

”Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ke tempat yang terpuji.”(Qs.al-Isra’[17]:79)

Untuk melaksanakan qiyamul lail memang berat. Apalagi ia dilaksanakan pada waktu manusia sedang enak-enaknya tidur, dalam udara yang dingin dan balutan selimut yang tebal, bahkan harus perang melawan nafsu dan setan yang akan selalu membisikkan untuk tidur lelap. Namun, Allah Maha mengetahui setiap ibadah hamba-Nya dan Mahapenyayang terhadap usaha taqarrub seorang hamba kepada-Nya, Dia memberikan fadhilah (keutamaan) yang besar kepada siapa saja yang melakukan ibadah sunah ini, yaitu derajat yang mulia, baik di dunia ini maupun di hadapan-Nya nanti, sebagaimana tersirat dalam ayat di atas.
Dalam sebuah hadi qudsi diterangkan bahwa, Rasulullah saw bersabda,

''Tuhanmu yang Mahapemberi berkah dan Mahamulia, selalu turun ke langit dunia setiap malam, pada paruh waktu seperti tiga malam terakhir, dan Dia berfirman, 'Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, barangsiapa mengajukan permintaan kepada-Ku akan Aku berikan, dan barangsiapa memohon ampun kepada-Ku akan Aku ampuni.”(Hr.Bukhari & Muslim)

Sungguh sangat indah dan romantis manakala kita bangun malam. Di tengah keheningan malam kita bisa bersua dengan Sang Mahakekasih, Allah swt.

al-Jannata. Artinya, surga.
Setelah seorang hamba mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Rasulullah saw di atas. Dirinya CC 100% dengan amalan di atas, maka jaminan dari Nabi saw sangatlah jelas, yakni masuklah surga dengan selamat. Sungguh sangat indah manakala kita bisa menjalankan semua itu. Semoga Allah menolong kita untuk bisa menjalankan perintah-perintah-Nya.

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Sebarkanlah salam pada siapa saja sebagaimana yang telah diteldankan Nabi saw.
2. Jadilah orang yang dermawan.
3. CC-lah dengan qiyamul lail.

Oase Pencerahan
Betapa Rasulullah saw mampu memikat seluruh elemen penduduk Madinah yang terdiri dari berbagai suku, agama dan latar belakang sosial yang beragam. Di awal kedatangan beliau di sana. Padahal beliau belum pernah bertemu dengan mereka, pun tidak ada hubungan darah dengan mereka. Pertamakali yang Rasulullah saw deklarasikan bagi penduduk Madinah yang sedang menanti-nanti kedatangan beliau adalah nilai-nilai humanisme dan kepedulian yang dilandasi dengan sikap mental yang kuat. Ini dapat kita lihat dengan lahirnya Piagam Madinah.
Sungguh sangat indah seni yang diteladankan Rasulullah saw di dalam me-manusiakan manusia. Sebagaimana telah tertulis dalam hadis di atas terlebih dalam isi Piagam Madinah. Semoga kita dianugerahinya untuk bisa terus dan terus mengamalkan prinsip Trianggulasi; Meng-Allah-kan Allah; me-manusia-kan manusia dan meng-alam-kan Alam. Sehingga kehidupan kita pun akan SSB, insya Allah.

No comments:

Post a Comment