Saturday, September 18, 2010

Khasiat Madu

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ أَخْبَرَنَا سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ أَبُوْ الْحَارِثِ، حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ شُجَاعٍ عَنْ سَالِمٍ اْلأَفْطَسِ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَـيْرٍ عَنِ بْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِـيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
﴿ الشِّـفَاءُ فِي ثَلاَثَةٍ فِي: شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ كَـيَّةٍ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْـهَى أُمَّـتِي عَنِ الْكَيِّ ﴾
Dari Ibnu Abbas r.hu dari Rasulullah saw beliau bersabda,

“Kesembuhan dari penyakit itu dengan melakukan tiga hal: Sayatan pisau bekam; Minum madu; dan Sundutan dengan api [kay]. Tetapi, aku melarang umatku berobat dengan [kay] membakar dengan besi panas.”

Kedudukan Hadis
Hadis ini terdapat dalam Shahih Bukhari, bab as-Syifa’u fi Tsalasin, Juz XVII, halaman 437, hadis nomor 5248. Dalam Sunan Ibnu Majjah, bab al-Kayyi, Juz X, halaman 311, hadis nomor 3482. Imam Ahmad dalam Mausnad-nya, bab Bidayatun Musnad Ibnu Abbas, Juz V, halaman 130, hadis nomor 2098.

Kunci kalimat (Miftāhul Kalām)
﴿ شَرْبَةِ عَسَلٍ ﴾
“Minum madu”

Sejalan dengan perkembangan dunia yang semakin canggih, dunia pengobatan juga semakin maju. Meskipun pengobatan modern terus tumbuh dan berkembang sangat pesat. Namun pengobatan yang sudah tersirat dalam al-qur'an dan hadis masih tetap mengambil tempat di dalam kehidupan umat manusia. Menurut Nabi saw setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Rasulullah saw bersabda,

“Berobatlah, maka sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit kecuali Allah menyediakan baginya obat, kecuali satu penyakit, yaitu tua” (Hadis riwayat Abu Daud).

Beberapa penelitian telah dilakukan terutama kepada bahan dasar alami dari tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan hewan-hewan. Salah satu yang menarik perhatian para ilmuwan, adalah apa yang dihasilkan oleh lebah; yakni madu. Dalam al-qur’an dan hadis telah banyak dijelaskan tentang manfaat yang terkandung dari madu, bahkan lebah menjadi salah satu nama surat dari al-qur’an, yaitu an-nahl.

“Dan, Rabb-mu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” Kemudian, makanlah dari tiap-tiap [macam] buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.(Qs.an-Nahl :68-69)

Da¬lam sejarah kehidupan Rasulullah saw, beliau terbilang banyak mengonsumsi madu dan kurma. Kemanfaatannya terlihat dari kesehatan beliau yang sangat terjaga dan terbilang hanya satu kali pernah jatuh sakit sepanjang hayatnya. Kese¬hatan prima yang dimiliki Nabi saw tersebut ada kaitannya dengan kebiasaan beliau dalam mengonsumsi madu.
Madu telah menjadi bagian dari tradisi Islam, Rasulullah saw sangat menyukai madu, seperti hal¬nya beliau menyukai kurma. Sehingga beliau mengonsumsinya secara rutin. Itulah sebabnya disunnahkan bagi umat Islam yang berbuka puasa memulainya dengan madu, korma, atau sesuatu yang manis.
Secara medis madu juga dapat sebagai anti¬septik. Sehingga sangat baik bibir bayi yang baru dilahirkan diolesi madu untuk membunuh kuman-kuman yang mungkin ada pada bayi.
Hasil penelitian kedok¬teran ternyata juga membuktikan, bahwa bibir bayi yang diolesi madu ketika lahir dapat membunuh berbagai penyakit, ku¬man, serta kotoran yang dibawanya keti¬ka proses persalinan berlangsung. Dalam hal ini madu berfungsi sebagai alat sterilisasi.
Bapak kedokteran dunia dan pemikir muslim terkemuka, Ibnu Sina r.hu (890-1037). Di samping banyak mengonsumsi madu sehingga ia awet muda dan berumur panjang, juga merupakan tokoh kedok¬teran yang mengulas banyak mengenai khasiat madu dari segi kesehatan dan dunia kedokteran. Madu menurutnya, da¬pat menyembuhkan berbagai penyakit dari yang ringan sampai yang berat. Se¬perti, tekanan darah tinggi dan jantung. Madu menurutnya, dapat menurunkan suhu badan serta mengatur sekresi.
Hasil penelitian far¬makologi membuktikan, bahwa madu ternyata mengandung enzim-enzim yang sangat berguna bagi kesehatan. Seperti: diastase, invertase, sakarase, katalase, peroksidase dan lipase. Selain itu Madu juga mengandung banyak zat-zat mineral seperti: kalsium, natrium, ka¬lium, magnesium, besi, klor, fosfor, sulfur, dan yodium.

Pemahaman Hadis
1. Syarthati mihjam. Artinya, bekam (cantuk).
Ini pengobatan yang paling ideal, guna mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh (hijamah). Nabi saw bersabda,

“Sebaik-baik pengobatan yang kalian gunakan adalah bekam” (Hr.Ahmad).

“Sesungguhnya pengobatan yang paling ideal bagi kalian, adalah hijamah dan fashdu [venesection]” (Hr.Bukhari dan Muslim).

2. Syarbati ‘asal. Artinya, madu.
Madu adalah makanan yang mengandung aneka zat gizi. Seperti: karbohidrat, protein, asam amino, vitamin, mineral, dekstrin, pigmen tumbuhan, dan komponen Aromatik. Bahkan, dari hasil penelitian ahli gizi dan pangan. Madu mengandung karbohidrat yang paling tinggi di antara produk ternak lain, seperti: susu, telur, daging, keju dan mentega sekitar (82,3% lebih tinggi).
Setiap 100 gram madu murni bernilai 294 kalori, atau perbandingan 1000 gram madu murni setara dengan 50 butir telur ayam atau 5,675 liter susu, atau 1680 gram daging.
Dari hasil penelitian terbaru ternyata zat-zat atau senyawa yang ada di dalam madu sangat komplek. Yaitu, mencapai 181 jenis. Dengan kandungan zat seperti di atas tidak salah, jika madu mempunyai khasiat yang luar biasa. Nabi saw bersabda,

“Barangsiapa yang minum madu 3 tegukan dalam setiap bulannya, dia tidak akan terkena bala' yang besar” (Hr.Ibnu Majjah).

3. Kayyatin bin-nār. Artinya, oleskanlah.
Kay adalah praktek pengobatan dengan cara menempelkan besi, atau semisalnya, yang telah dipanaskan pada bagian tubuh yang sakit. Telah datang beberapa riwayat dari Rasulullah dengan sanad yang shahih, bahwa Rasulullah saw sendiri pernah melakukan praktek pengobatan dengan meng-kay shahabat As’ad bin Zurarah (dalam riwayat Tirmidzi no. 2050). Tetapi, Rasulullah saw telah bersabda,

“Apabila ada kebaikan dalam pengobatan yang kalian lakukan. Maka kebaikan itu ada pada berbekam, minum madu, membakar dengan api. Akan tetapi aku tidak suka berobat dengan cara kay” (Hr.Bukhari dan Muslim).

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Sediakan madu asli selalu di rumah Anda.
2. Segera berternak atau memelihara lebah madu sendiri, guna memenuhi kebutuhan madu keluarga.
3. Minum madu setiap hari, jika tidak mampu, satu bulan tiga kali. Ini yang diteladankan Nabi saw.
4. Campurkan madu dalam bebagai miuman yang rutin Anda minum seperti juz dll.
5. Berterapilah dengan madu. Sebab, dia adalah salah satu terapi nubuwah.

Oase Pencerahan
Hadis-hadis tentang madu menunjukkan betapa besar khasiat madu dalam proses penyembuhan penyakit sehingga didudukkan oleh Nabi saw sejajar dengan al-qur`an. Allah telah memberi kabar kepada manusia melalui al-qur`an, bahwa madu mengandung syifa' (obat) dengan menyebutnya sebanyak empat kali. Tiga di antara kata syifa' itu disandingkan dengan kata al-qur’an dan satu lagi disandingkan dengan kata madu.
Oleh karena manfaat kesembuhan tersebut, Nabi saw menyuruh umatnya menggunakan madu untuk mengobati bermacam penyakit.
Madu tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, hampir seluruh zat dalam madu dapat terserap oleh tubuh dan hanya kurang dari 1/200 bagian madu yang akan dibuang oleh tubuh.
Madu adalah pemanis alami yang proses pembuatannya tidak melibatkan sentuhan manusia. Pemanis terbaik dari kelompok gula sederhana, karena untuk berasimilasi dalam tubuh tidak memerlukan aktivitas pencernaan yang berat, gula sederhana ini terkandung secara melimpah di dalam madu.
Gula putih (dari tebu) perlu pekerjaan yang berat dari sistem pencernaan dan kerja keras dari pankreas untuk memproduksi insulin, penggunaan gula tebu secara terus menerus membuat kemampuan kerja pancreas menurun yang kemudian menimbulkan penyakit diabetes.
Perbedaan antara madu dan gula itulah yang membuat penemu insulin. Yaitu, Dr.Banting pada tahun 1929 menyatakan bahwa, “Di Amerika kasus penderita diabetis meningkat sejalan dengan penggunaan gula putih (tebu). Dalam pembuatan gula tebu melalui proses pemanasan dan kristalisasi sesuatu telah berubah dan menghasilkan bahan makanan yang berbahaya untuk dikonsumsi.”
Pendapat ini dikuatkan Dr.Serge Veronoff yang menyatakan, bahwa secara ilmiah seharusnya umur manusia rata-rata dapat mencapai 120 tahun, apabila dapat meningalkan 3 bahan pangan. Yaitu: gula, tepung, dan garam.”
Menyangkut kehebatan madu dibandingkan gula Dr.Harvey W. Willey, sesepuh ahli kimia dari Department of Agricultural and Director of Bureau of Foods, Sanitation and Healths–USA dalam suratnya kepada American Honey Institute antara lain mengingatkan, ”Untuk hati-hati mensosialisasikan madu, karena apabila semua orang tahu kelebihan madu terhadap gula maka akan timbul masalah lain. Yaitu, tidak cukupnya produksi madu untuk memenuhi seluruh kebutuhan penduduk. Dampaknya harga madu akan melonjak sangat tinggi–sehingga madu tidak lagi menjadi bahan pangan atau kesehatan yang murah dan terjangkau.”
Jangan lupa jadikanlah minum madu sebagai aktivitas ruma tangga keseharian Anda. Jika tidak mampu, lakukanlah seperti yang disabdakan Nabi saw. Yakni, 1 bulan 3 kali. Semoga kehidupan kita semakin: Sehat; Sejahtera; dan Bahagia (SSB); insya Allah [ ]

No comments:

Post a Comment