Saturday, September 18, 2010

Shalat Sehat, Sehat Shalat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، قَالَ؛ هَجَّرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَجَّرْتُ فَصَلَّيْتُ ثُمَّ جَلَسْتُ فَالْتَفَتَ إِلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ؛ اِشْكَمَتْ دَرِدَ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، يَارَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ:
قُمْ فَصَلِّ فَإِنَّ فِي الصَّلاَةِ شِفَاءً
Dari sahabat Abu Hurairah r.hu dia berkata, “Berjalan-jalan Nabi saw, lalu saya menemani [beliau]. Kemudian, saya shalat. Lalu, saya duduk. Kemudian, menoleh Nabi saw kepadaku. Bertanya Nabi saw, “Apakah kamu sakit perut?” Saya jawab, “Ya. Wahai Rasulullah?” Bersabda Nabi saw,

“Bangun dan shalatlah, karena sesungguhya di dalam shalat itu terdapat obat”

Kedudukan Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majjah r.hu dalam Kitab Sunan, bab as-Shalatu Syifa`un, Juz X, halaman 265, hadis nomor 3449.
Dan, dalam Kitab Musnad Imam Ahmad, bab Musnad Abi Hurairah r.hu, Juz XVIII, halaman 247, hadis nomor 8705.

Pemahaman Hadis
Shalli. Artinya, shalatlah.
Rasulullah saw memerintahkan sahabat Abu Hurairah r.hu, supaya mendirikan shalat ketika dia sedang sakit perut.

Fis shalāti syifa`an. Artinya, di dalam shalat terdapat obat.
Rasulullah saw memberikan jaminan kenubuwahan. Bahwa, di dalam shalat terdapat kesembuhan. Bahwa, di dalam shalat terdapat obat. Bahwa, shalat memiliki daya terapi. Sungguh kenyataan ini yang banyak disepelekan oleh orang-orang modern. Padahal sejatinya kaum modernis hidupnya sangat tidak sehat. Mulai dari makan, minuman, gaya hidup, lingkungan, termasuk obat-obatan yang ada pun lebih banyak madlaratnya ketimbang maslahatnya.
Namun setelah kaum ilmuwan dan kaum ulama melakukan penelitian dan eksperimen mengenai shalat. Akhirnya, dunia kedokteran mengakui bahwa di dalam praktek shalat terdapat banyak terapis yang didapatkan, apabila seseorang mendirikan shalat dengan baik dan benar. Seperti, shalat yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dan, ini salah satu hikmahnya, mengapa shalat harus mencontoh Nabi saw secara mutlak.
Dr.Alexis Karel, peraih Nobel bidang kedokteran berkomentar, “Shalat menciptakan satu aktivitas yang menakjubkan di dalam tubuh dan organ-organnya. Saya telah banyak melihat orang-orang yang sakit yang tidak berhasil disembuhkan oleh obat-obat konvensional namun shalat mampu menyembuhkan mereka secara total. Shalat seperti logam rodium, sumber radiasi, dan pembangkit energi otomatik. Saya telah melihat sendiri efek shalat dalam mengatasi berbagai penyakit. Seperti: TBC, radang tulang, luka bernanah, kanker, dll.”
Jika dicermati setiap ucapan, gerakan, dan pikiran yang dilakukan oleh orang yang sedang shalat (mushalli). Benar-benar mengandung kekuatan terapis yang dahsyat lagi hebat. Maka, paska shalat, seharusnya kaum muslimin-mukmin menjaga: pola makan-minum, istirahat cukup, hindari stress, dan olah raga teratur. Niscaya hiduplah kita dalam kondisi yang: Sehat; Sejahtera; dan Bahagia (SSB).
Lebih dari itu, shalat juga memiliki manfaat fisiologis. Artinya, shalat bisa dijadikan terapi pencegahan dan pengobatan beragam penyakit, dari yang ringan hingga yang tergolong kronis. Penyakit jantung, misalnya.
Dengan analisis ilmiah shalat juga terbukti sangat berguna bagi semua orang, baik anak-anak, orang dewasa, manula, bahkan ibu hamil. Singkatnya, Allah swt memang mendesain shalat sebagai sarana untuk menjaga stamina dan vitalitas para hamba yang beriman.
Dr.Bahar Azwar SpB-Onk, dokter spesialis bedah-onkologi (bedah tumor) lulusan FK UI dalam bukunya “Ketika Dokter Memaknai Shalat”. Dia mampu menjabarkan makna gerakan shalat. Bagaimana sebenarnya manfaat shalat dan gerakan-gerakannya secara medis.
Selama ini shalat yang kita lakukan lima kali sehari, sebenarnya telah memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi kehidupan kita. Mulai dari berwudlu (bersuci), gerakan shalat sampai dengan salam memiliki makna yang luar biasa hebat, baik untuk kesehatan fisik, mental; bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang sedikit dari kaum muslimin-mukmin yang memahami.
Ternyata, berwudlu. Juga memiliki kekuatan terapi yang luar biasa dahsyat. Seperti diketahui kulit merupakan organ yang terbesar tubuh seorang manusia yang fungsi utamanya membungkus tubuh, serta melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi, juga mengatur suhu tubuh, fungsi ekskresi (tempat pembuangan zat-zat yang tak berguna melalui pori-pori), dan media komunikasi antar sel syaraf untuk rangsangan: nyeri, panas, dan sentuhan secara tekanan. Begitu besar fungsi kulit, maka kestabilan kulit ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan kelembaban.
Bersuci merupakan salah satu metode menjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban kulit. Kalau kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit, terutama mudah terinfeksi kuman.
Dengan bersuci berarti kulit mengalami proses peremajaan dan pencucian selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga).
Seperti diketahui kulit merupakan tempat berkembangnya banyak kuman dan flora normal. Di antaranya: Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Mycobacterium sp (penyakit TBC kulit).
Juga dengan rongga hidung terdapat kuman: Streptococcus pneumonia (penyakit pneumoni paru), Neisseria sp, dan Hemophilus sp.
Karenanya, seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua tangannya setiap kali melakukan operasi sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara ini baru dikenal abad ke-20 di dunia kedokteran. Padahal umat Islam sudah membudayakan sejak 15 abad silam. Luar biasa bukan?
Keutamaan Berkumur-kumur dalam bersuci berarti membersihkan rongga mulut dari penularan penyakit. Sisa makanan sering mengendap atau tersangkut di antara sela gigi, jika tidak dibersihkan (dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya menjadi mediasi pertumbuhan kuman.
Dengan berkumur-kumur secara benar dan dilakukan lima kali sehari. Tanpa disadari dapat mencegah dari infeksi gigi dan mulut.
Istinsyaq berarti menghirup air dengan lubang hidung, melalui rongga hidung sampai ketenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk menyucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman. Selama ini selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama pernapasan. Dengan istinsyaq kuman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat dicegah.
Begitu pula dengan pembersihan telinga sampai dengan penyucian kaki, beserta telapak kaki yang berfungsi mencegah berbagai infeksi cacing yang masih menjadi masalah terbesar di negara Indonesia.

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Berlatih dan tekunlah dalam mendirikan shalat.
2. Tirulah shalat model Nabi saw. Tinggalkan perbedaan di wilayah ikhtilafiah di seputar shalat. Tetapi, Anda harus terus belajar mengenai shalat dari berbagai referensi.
3. Tunaikan shalat lima waktu dengan berjamaah. Berjuanglah untuk istiqamah dan mudawamah dalam jamaah shalat subuh, ashar, dan isya`.
4. Apabila Anda merasa kurang enak badan segeralah dirikan shalat.

Oase Pencerahan
Bagi orang yang sakit melakukan tindakan apa pun biasanya terasa berat, termasuk mendirikan shalat. Karena itu dalam aturan fikih, jika ada orang yang sedang sakit payah hingga tak kuat berdiri. Orang itu boleh mendirikan shalat sambil duduk. Bahkan, boleh sambil berbaring. Jika tidak mampu mengucapkan dengan lisan, maka boleh mengucapkan di dalam hati.
Namun sebagaimana disampaikan dalam hadis di atas sekiranya seseorang masih dapat berdiri. Seperti: sakit gigi; sakit perut; sakit mata; sakit kulit; atau sakit yang lain. Orang itu harus mengusahakan shalat sambil berdiri. Sebab, menurut Rasulullah saw di dalam shalat terdapat obat atau pun terapi-terapi medis yang akan menyembuhkan penyakit bagi mushalli.
Shalat selain memberi manfaat bagi kesehatan yang sangat luar biasa. Shalat juga akan mendatangkan rizeki, mengusir bala, menerangi jiwa, menghilangkan malas, mengaktifkan anggota badan, menimbulkan kekuatan, melapangkan dada, menyinari kalbu, mencemerlangkan wajah, memelihara nikmat, mendatangkan barakah, menjauhkan setan, dan dapat mendekatkan hati kepada Allah swt.
Sayang kebanyakan orang tidak mengetahui berbagai manfaat shalat tersebut. Sehingga shalat hanya dipandang sebagai beban semata. Kalaulah bukan karena wajib, tentu saja mereka memilih untuk meninggalkannya. Andaikata tidak takut dosa, mereka hampir pasti melanggarnya. Padahal shalat yang telah disyariatkan oleh Allah swt bertujuan untuk kebaikan manusia semata. Allah ta’ala berfirman, “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan, sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. [Yaitu], orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabb-nya. Dan, bahwa mereka akan kembali kepada-Nya” (Qs.al-Baqarah [2]: 45-46).
Begitu pula bagi kaum Muslimin yang sudah memahami arti dan manfaat shalat. Mereka akan merasakan adanya sesuatu yang hilang jika tidak melaksanakan shalat. Tiba-tiba menyelinap perasaan khawatir, was-was, kesulitan konsentrasi, dan timbul perasaan hampa. Perasaan tak enak itu baru bisa hilang, berubah jadi lega, setelah ia mengambil air wudlu lalu mengerjakan shalat dengan khusyuk.
Rasulullah saw sangat tegas di dalam mengajarkan penegakan disiplin shalat. Karena selain sebagai rukun Islam. Shalat juga merupakan batas pembeda antara orang yang beriman dengan orang kafir. Juga penjelas antara orang yang beriman dengan orang munafik. Orang yang nyata-nyata telah meninggalkan shalat bisa dihukumi kafir. Sedangkan tanda-tanda orang munafik salah satunya adalah bermalas-malasan menjalankan ibadah shalat, utamanya shalat isya` dan subuh berjamaah di masjid.
Masalahnya perasaan rindu terhadap shalat itu tidak bisa muncul begitu saja. Tetapi harus ditumbuhkan dan dikembangkan mulai sedini mungkin. Rasulullah saw menyuruh setiap orang tua muslim membiasakan anak-anaknya menjalankan shalat sejak usia tujuh tahun. Jika anak-anak sudah berusia sepuluh tahun tapi masih enggan menjalankan shalat. Rasululullah saw membolehkan para orang tua untuk menghukum si anak nakal itu. Rasulullah saw juga pernah berobsesi membakar rumah para laki-laki yang enggan berangkat ke masjid untuk menjalankan shalat subuh dan isya` berjamaah di masjid.
Dahsyatnya shalat. Ternyata dapat menyehatkan pelakunya, baik sebagai pencegahan, pembangkit vitalitas, penjaga stamina, dan sekaligus mengobatinya. Allahu akbar. [ ]

2 comments: