Saturday, September 18, 2010

Ada Apa Di Shaf Pertama?

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُصَفَّى الْحِمْصِيُّ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَلْقَمَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ﴾

Dari sahabat Abdurrahman bin Auf r.hu dari ayahnya dia berkata, telah bersabda Rasulullah saw,

”Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat pada orang yang berada pada barisan pertama.”

Kedudukan Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dalam Sunannya pada bab Fadlus Saffil Muqaddam juz III halaman 270 hadis nomor 987. Imam Ahmad dalam Musnadnya juga meriwayatkan hadis serupa pada bab Haditsun Nu’man bin Basyir Anin Nabiyyi saw juz XXXVII halaman 322 hadis nomor 17641. Imam Baihaqi, Thabrani, Hakim dan Ibnu Hibban juga meriwayatkan hadis ini dalam kitab-kitabnya.

Pemahaman Hadis
Yushollūna. Artinya, Allah dan para malaikat-Nya bershalawat.
Shalawat berarti doa, memberi rahmat dan ibadah. Kata ini berakar dari kata shalla. Dalam hadis di atas bagaimana Allah dan para malaikatnya bershalawat. Bagi hamba-hambanya yang menempati shaf (barisan) pertama dalam shalat berjamaah. Bentuk shalawat Allah dan malaikat-Nya kepada para hambanya tentu berbeda dengan shalawat Allah kepada Rasulullah saw sebagaimana firman-Nya dalam al-qur’an,

”Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi saw.”(Qs.al-Ahzab [33]: 56)

Shalawatnya Allah untuk Rasulullah adalah berupa pujian-Nya untuk Nabi. Sedangkan shalawat malaikat kepada beliau adalah berupa doa.
Bagi para hamba-Nya shalawat Allah swt adalah berupa ampunan (maghfirah), sedangkan dari malaikat berupa permohonan ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang dilakukan oleh seorang hamba.

’Alas shaffil awwal. Artinya, bagi orang yang menempati shaf pertama.
Betapa beruntungnya orang yang menempati posisi shaf (barisan) pertama dalam shalat berjamaah. Hingga Allah dan para malaikat bershalawat kepadanya. Akan tetapi sayang, entah karena tidak tahu atau tidak suka. Alfaqir banyak temukan ketika shalat berjamaah baik dalam shalat jum’at, shalat maktubah maupun shalat-shalat yang dilakukan secara berjamaah lainnya. Yang enggan untuk berada pada shaf pertama. Kebanyakan lebih suka berada di belakang sambil bertelekan di dinding. Padahal shaf terdepan masih kosong. Kecuali bagi perempuan shaf (barisan) yang utama adalah yang paling belakang sebagaimana disabdakan oleh Nabi saw,

”Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah yang pertama dan sejelek-jeleknya adalah yang paling akhir. Dan sebaik-baik shaf bagi wanita adalah yang terakhir dan sejelek-jeleknya adalah yang pertama.”(Hr.Muslim)

Inilah seharusnya yang harus menjadi renungan pada diri kita masing-masing.
Sungguh sangat ironis jika kaum muslimin mengetahui sabda Nabi saw yang menerangkan bahwa jika seseorang mengetahui apa yang ada pada shaf pertama. Pastilah mereka akan saling berebut untuk mendapatkannya. Akan tetapi kenyataanya sekarang justru sebaliknya. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim,

”Seandainya manusia mengetahui pahala adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan undian, niscaya mereka melakukan undian itu.”(Hr.Muslim)

Menengok hadis di atas bagi para khatib, imam jamaah shalat dan orang yang ditokohkan agar jangan ragu untuk mengingatkan kaum muslimin supaya mengisi barisan terdepan terlebih dahulu. Sebab mungkin di antara sebagian besar kaum muslimin belum mengetahui akan keutamaan yang ada pada shaf pertama.

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Datangilah shalat berjamaah.
2. Jika barisan (shaf) pertama dalam shalat berjamaah masih ada yang kosong segeralah isi kekosongan tersebut.
3. Istiqamah dan mudawamah-lah dalam shalat berjamaah.

Oase Pencerahan
Shalat di shaf pertama mempunyai keutamaan dan keistimewaan, sebagaimana diinformasikan oleh Rasulullah saw dalam hadis-hadisnya. Karenanya beliau saw memperingatkan agar jangan sampai seseorang sengaja terlambat dan tidak mau berada di shaf terdepan, karena hal itu akan menjadi sebab Allah swt akan mengundurkan rahmat dan keutamaan-Nya kepada orang tersebut. Rasulullah saw bersabda,

“Kalian majulah ke depan dan bermakmumlah di belakangku, dan hendaklah orang yang datang setelah kalian bermakmum di belakang kalian. Terus-menerus suatu kaum itu membiasakan diri terlambat mendatangi shalat, hingga Allah juga mengundurkan mereka (masuk ke dalam surga).”(Hr.Muslim)

Yang cukup unik adalah jika “Shaf Pertama” yang berhubungan dengan masalah keduniaan. Seperti jabatan kepala negara, presiden, gubernur, bupati, walikota dan setiap kedudukan yang paling terdepan. Orang-orang selalu berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Bahkan kadang-kadang cara mendapatkannya pun tidak tanggung-tanggung. Semuanya akan dikorbankan. Harta, harga diri dan bahkan “agama” juga digadaikan demi tercapainya semua itu. Naudzu billah min dzalik.
Lalu kenapa mereka tidak melakukan hal yang sama untuk shaf pertama untuk akhiratnya padahal jaminan Allah dan rasul-Nya telah jelas mengenai pahala orang-orang yang berada pada shaf pertama? Inilah yang seharusnya menjadikan renungan bagi kita bersama. Untuk ber-fastabiqul khoirat dalam segenap kebaikan.
Mari setelah kita mengetahui hadis ini untuk menumbuhkan semangat dalam diri kita. Untuk selalu berbuat yang terbaik dalam segala hal. Raih keutamaan, keunggulan dan posisi terbaik di mana Allah dan para malaikatnya bershalawat atasnya. Yakni menempati posisi shaf (barisan) pertama dalam shalat berjamaah. Semoga Allah memuliakan kita di dunia dan di akhirat kelak. Amiin

No comments:

Post a Comment