Saturday, September 18, 2010

Dinul Islam Itu Mudah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:﴿إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ﴾

Dari sahabat Abu Hurairah r.hu dia berkata, telah bersabda Rasulullah saw,

”Seusungguhnya Agama Islam itu mudah. Dan tidaklah seseorang itu melampaui batas dalam menjalankan agama ini kecuali akan kalah dengan sendirinya. Oleh karena itu berusahalah untuk mengamalkan agama ini dengan benar, dan kalau tidak bisa sempurna, maka berusahalah untuk mendekati kesempurnaan. Dan bergembiralah kalian dengan pahala bagi kalian yang sempurna walau pun amalan kalian tidak sempurna. Dan upayakan menguatkan semangat beribadah dengan memperhatikan ibadah di pagi hari dan di sore hari dan di sebagian malam (yakni waktu-waktu di mana kondisi badan sedang segar untuk beribadah).”

Kedudukan Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya pada bab ad-Dinu Yusrun juz I halaman 69 hadis nomor 38. Imam an-Nasa’i dalam Sunannya pada bab ad-Dinu Yusrun juz XV halaman 241 hadits nomor 4948. Imam Baihaqi meriwayatkan hadis ini dalam Sunannnya pada juz III halaman 18. Ibnu Hibban dalam kitabnya pada bab Ma Jaa fi Thaati wa Tsawabiha juz II halaman 193 hadis nomor 352. Lafadz hadis ini milik Imam Bukhari.

Pemahaman Hadis
ad-Din. Artinya, agama.
Agama yang dimaksud di sini adalah dinul Islam. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Yang dengan dinul Islam inilah Allah swt menyempurnakan agama-agama yang terdahulu. Dengan Islam pula, Allah menyempurnakan kenikmatan-Nya dan meridlai Islam sebagai din-Nya. Oleh karena itu tidak ada agama lain yang diterima di sisi-Nya selain dinul Islam.

Yusrun. Artinya, mudah.
Dinul Islam adalah agama yang mudah dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam tidak pernah mempersulit atau memperberat pemeluknya, sebaliknya selalu memberi kemudahan. Allah swt berfirman,

”Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (Qs.al-Baqarah [2]: 185)

”Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama.” (Qs.al-Hajj: 78)

Hal ini dipertegas dengan sabda Rasulullah saw,

”Sesungguhnya Allah swt tidak mengutusku untuk mempersulit atau memperberat, melainkan sebagai seorang pengajar yang memudahkan.” (Hr. Muslim)

Visi misi Islam sebagai agama yang mudah di atas termanifestasi secara total dalam setiap syari’atnya. Sampai-sampai, Imam Ibnu Qayyim menyatakan, “Hakikat ajaran Islam semuanya mengandung rahmah dan hikmah. Kalau ada yang keluar dari makna rahmah menjadi kekerasan, atau keluar dari makna hikmah menjadi kesia-siaan, berarti itu bukan termasuk ajaran Islam.”
Ada beberapa prinsip yang menunjukkan betapa Islam merupakan agama yang mudah. Pertama, menjalankan syari’at Islam boleh secara gradual (bertahap). Dalam hal ini, seorang muslim tidak serta-merta diharuskan menjalankan kewajiban agama dan amalan-amalan sunnah secara serentak. Ada tahapan yang mesti dilalui: mulanya kita hanya diperintahkan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban pokok agama. Setelah yang pokok-pokok berhasil dilakukan dengan baik dan rapi, kalau punya kekuatan dan kesempatan, maka dianjurkan untuk menambah dengan amalan-amalan sunnah. Kedua, adanya anjuran untuk memanfaatkan aspek rukhshah (keringanan dalam praktek beragama). Aspek rukhshah ini terdapat dalam semua praktek ibadah, khususnya bagi mereka yang lemah kondisi tubuhnya atau berada dalam situasi yang tidak leluasa. Bagi yang tidak kuat shalat berdiri, dianjurkan untuk shalat sambil duduk. Dan bagi yang tidak kuat sambil duduk, dianjurkan untuk shalat rebahan. Begitu pula, bagi yang tidak kuat berpuasa karena berada dalam perjalanan, maka diajurkan untuk berbuka dan mengganti puasanya di hari-hari yang lain. Ketiga, Islam tidak mendukung praktek beragama yang menyulitkan. Disebutkan dalam sebuah riwayat, ketika sedang menjalankan ibadah haji, Rasulullah saw memerhatikan ada sahabat beliau yang terlihat sangat capek, lemah dan menderita. Maka beliau pun bertanya apa sebabnya. Ternyata, menurut cerita para sahabat yang lain, orang tersebut bernadzar akan naik haji dengan berjalan kaki dari Madinah ke Makkah. Maka RasululLah saw langsung memberitahukan, “Sesunguhnya Allah tidak membutuhkan tindakan penyiksaan diri sendiri, seperti yang dilakukan oleh orang itu.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
Akan tetapi kemudahan dalam Islam bukan berarti media untuk meremehkan dan melalaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan. Rukhshah tidak untuk dijadikan apologi, keringanan-keringanan dari Allah bagi kita jangan sampai membuat kita justru menjadi jauh dariNya. Karakter Islam sebagai agama yang mudah merupakan manifestasi nyata bahwa ajaran Islam bukanlah sekumpulan larangan yang intimidatif, melainkan ajaran yang mewedarkan kasih-sayang. Sehingga dengan demikian, ketika kita menjalankan ajaran-ajaran Islam, motivasinya bukan karena kita takut kepada Allah Swt., tapi lebih karena kita rindu dan ingin lebih dekat denganNya. Bukan karena kita ngeri akan nerakaNya, namun lebih karena kita ingin bersimpuh di haribaanNya –di dalam surga yang abadi.

Yusādda. Artinya, melampaui batas.
Melampui batas dalam menjalankan agama ialah melampaui batas dalam menjalankan yang sunnah sehingga meninggalkan yang wajib. Contohnya: orang yang semalam suntuk shalat malam sehingga menjelang shalat subuh dia tertidur karena kelelahan. Akibatnya dia tidak shalat subuh berjamaah di masjid atau bahkan shalat subuhnya setelah matahari terbit.

Ghalabahu. Artinya, mengalahkannya.
Yang dimaksud mengalahkannya di sini adalah amalan yang dilakukan seseorang sampai melebihi batas. Maka amalan tersebut pasti akan mengalahkannya. Artinya orang tersebut akan merasa berat dengan amalan itu sehingga dia cepat bosan dengannya dan kemudian meninggalkannya, bahkan meninggalkan pula amalan-amalan yang lainnya. Juga dalam makna ini ialah ketika seseorang meninggalkan rukhsah (kemudahan yang diberikan oleh agama) dan tetap menjalankan azimah (kemestian agama), maka dia dengan sebab itu akan terjatuh kepada kesulitan karena menjalankan agama dengan cara demikian. Seperti orang sakit yang diberi rukhsah oleh agama untuk bertayammum, tetapi dia tidak mau menggunakan rukhsah itu dan tetap menjalankan azimah, yaitu berwudlu sehingga sakitnya semakin parah karena berwudlu itu.

Waqāribū. Artinya, berusahalah untuk mengamalkan agama ini dengan benar.
Yang dimaksud mengamalkan agama dengan benar ialah mengamalkannya dengan tidak memberat-beratkannya dan tidak mengenteng-entengkannya. Tetapi di tengah-tengah di antara keduanya yaitu menjalankan yang wajib lebih diutamakan dari yang sunnah. Memanfaatkan rukhsah dan tidak mengabaikan azimah.
Imam Ibnu Hajar Asqalani dalam kitab fathul Baari menerangkan mengenai makna kata ini, ”Kalau kau tidak mampu beramal yang tidak mampu kau lakukan sebagaimana orang-orang mulia yang kau jadikan panutan maka dekatkan kepada amal itu walaupun tidak sepertinya.”

Waabsyirū. Artinya, dan bergembiralah.
Yakni tetaplah bergembira bahwa dengan berita bahwa pahala amalan kalian dilipatgandakan oleh Allah dan disempurnakan bila kalian beramal shalih terus-menerus dengan rutin walau pun amalan itu secara kuantitas sedikit. Jadi jangan lemah semangat ketika kenyataannya amalan kalian tidak sempurna dan sedikit karena kelemahan manusiawi yang ada pada kalian. karena yang terbaik dari amalan shalih itu ialah bila dilakukan dengan ikhlas karena Allah dan pengamalannya sesuai dengan tuntunan Nabi saw dan lagi amalan itu dilakukan terus-menerus dengan rutin.

Istaīnū. Artinya, mintalah pertolongan.
Rasulullah saw menekankan kepada umatnya supaya CC 100% dengan doa. Yakni memperbanyak doa untuk memohon pertolongan di pagi hari, di sore hari maksudnya pagi hari itu saat waktu kita beraktivitas, banyak-banyak bedoa kepada Allah supaya aktivitas kita dilimpahi keberkahan, kesuksesan, keberhasilan dunia dan akhirat dan juga di sore hari selesai aktivitas kita kerdoa kepada Allah barangkali tadi banyak dosa yang kita kerjakan supaya diampuni Allah barangkali dari tadi banyak perbuatan-perbuatan yang buruk yang bisa membawa musibah di masa mendatang agar di ampuni Allah.
Dan disedikit waktu diwaktu malam yang gelap, malam yang gelap adalah malam yang gelap yaitu di tengah malam atau di akhir malam demikian di jelaskan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitabnya Fathul Baari bisharah Shahih Bukhari.

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. CC-lah dalam mengamalkan dinul Islam.
2. Mendahulukan perkara yang wajib setelah itu baru ibadah yang sunnah.
3. Amalkan segitiga kekuatan, menomor-satukan Allah, jujur dan ikhlas.
4. Awalilah segala aktivitas Anda dengan berdoa.

Oase Pencerahan
Demikianlah dinul Islam sangat memerhatikan tabiat kemanusiaan yang penuh kelemahan dan kelalaian. Oleh karena itu Islam adalah agama yang sangat mencocoki fitrah kemanusiaan. Dan beramal dengan agama ini bila dibimbing dengan ilmu al-qur’an dan al-Hadis, maka akan selamat dari sikap melampaui batas yang dicela oleh Allah dan rasul-Nya. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah saw sangat menganjurkan kita kaum Muslimin-mukmin untuk menuntut ilmu agama mulai dari buaian hingga ke liang lahat (sampai mati).

No comments:

Post a Comment