Saturday, September 18, 2010

Jangan Malas!

عن أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ  قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

﴿ أَنَّ رَجُلاً مِنَ اْلأََنْصَارِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُهُ فَقَالَ أَمَا فِي بَيْتِكَ شَيْءٌ قَالَ بَلَى حِلْسٌ نَلْبَسُ بَعْضَهُ وَنَبْسُطُ بَعْضَهُ وَقَعْبٌ نَشْرَبُ فِيهِ مِنَ الْمَاءِ قَالَ ائْتِنِي بِهِمَا قَالَ فَأَتَاهُ بِهِمَا فَأَخَذَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ وَقَالَ مَنْ يَشْتَرِي هَذَيْنِ قَالَ رَجُلٌ أَنَا آخُذُهُمَا بِدِرْهَمٍ قَالَ مَنْ يَزِيدُ عَلَى دِرْهَمٍ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا قَالَ رَجُلٌ أَنَا آخُذُهُمَا بِدِرْهَمَيْنِ فَأَعْطَاهُمَا إِيَّاهُ وَأَخَذَ الدِّرْهَمَيْنِ وَأَعْطَاهُمَا اْلأَنْصَارِيَّ وَقَالَ اشْتَرِ بِأَحَدِهِمَا طَعَامًا فَانْبِذْهُ إِلَى أَهْلِكَ وَاشْتَرِ بِالآخَرِ قَدُومًا فَأْتِنِي بِهِ فَأَتَاهُ بِهِ فَشَدَّ فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُوْدًا بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ لَهُ اذْهَبْ فَاحْتَطِبْ وَبِعْ وَلاَ أَرَيَنَّكَ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا فَذَهَبَ الرَّجُلُ يَحْتَطِبُ وَيَبِيْعُ فَجَاءَ وَقَدْ أَصَابَ عَشْرَةَ دَرَاهِمَ فَاشْتَرَى بِبَعْضِهَا ثَوْبًا وَبِبَعْضِهَا طَعَامًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تَجِيءَ الْمَسْأَلَةُ نُكْتَةً فِي وَجْهِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ الْمَسْأَلَةَ لاَ تَصْلُحُ إِلاَّ لِثَلاَثَةٍ لِذِي فَقْرٍ مُدْقِعٍ أَوْ لِذِي غُرْمٍ مُفْظِعٍ أَوْ لِذِي دَمٍ مُوجِعٍ ﴾
Dari Hakim bin Hizam r.hu, dia berkata, Rasulullah saw bersabda,

ada seorang dari suku Anshar datang menemui Nabi saw, lalu meminta kepada beliau. Maka beliau bersabda: “Adakah sesuatu di rumahmu?” dia menjawab, “Tentu, aku memiliki sebuah karpet yang kami pakai sebagiannya dan kami bentangkan sebagian lainnya dan gelas besar yang kami gunakan untuk meminum air”. Beliau bersabda, “Bawalah kedua barang itu kepadaku”. Lalu ia membawanya kepada beliau, lalu beliau mengambilnya dengan tangannya seraya bersabda, “Siapa yang mau membeli dua barang ini?”. Seseorang brkata, “Aku mau membelinya seharga satu dirham”. Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang mau menambah menjadi dua dirham atau tiga dirham”. Seseorang berkata, “Aku mau membelinya seharga dua dirham” lalu beliau memberikan kedua barang tersebut kepadanya dan mengambil dua dirham tersebut dan memberikannya kepada orang anshar tersebut seraya bersabda, “Belilah makanan dengan satu dari dua dirham ini lalu berikan kepada keluargamu. Dan belilah sebuah kapak dengan satu dirham yang lain lalu bawalah kemari”, lalu dia datang dengan membawa kapak tersebut, Rasulullah saw pun memasang gagang pada kapak tersebut dengan tangannya kemudian bersabda, “Pergilah, carilah kayu bakar dan juallah. Dan sungguh aku tidak mau melihatmu selama lima belas hari”. Lalu ia melaksanakan perintah beliau dan dia datang dengan memperoleh sepuluh dirham, lalu dengan sebagian uang tersebut dia belikan kain dan sebagian yang lainnya dia belikan makanan. Maka Rasulullah saw bersabda, “Ini lebih baik bagimu daripada kamu datang dan meminta-minta yang menjadi noda hitam di wajahmu pada hari kiamat. Sesungguhnya meminta-minta tidak pantas kecuali bagi tiga orang: bagi orang fakir yang hina, atau orang yang memiliki kerugian yang berat, atau orang yang menanggung diyat si pembunuh”. (Takhrij Imam Ibnu Hajar al-Asqalani r.hu, Kitâb Targhib wa Tarhib, hadis nomor 240).

Kedudukan Hadis
Imam Abu Dawud r.hu meriwayatkan hadis ini dalam Kitab Sunan-nya bâb Mâ Tajûzu fîhîl-Mas`alah, Juz IV, hal.449, hadis nomor 1398. Sedangkan Imam Ibnu Majah r.hu meriwayatkan dalamSunan-nya bâb Bai’ul Muzâyadah, Juz VI, hal 439, hadis nomor 2189.

Kunci Kata (Miftâhul Kalâm)
﴿ اذْهَبْ فَاحْتَطِبْ وَبِعْ وَلاَ أَرَيَنَّكَ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا ﴾
“Pergilah, carilah kayu bakar dan juallah. Dan sungguh aku tidak mau melihatmu selama lima belas hari”.

Allah azza wa jalla teleh memerintahkan kepada para hamba-Nya untuk berusaha di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Hal itu menunjukkan bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang suka berpangku tangan dan bermalas-malasan serta hanya mengharapkan belas kasihan orang lain. Sebaliknya Allah menyukai orang yang suka bekerja keras.
Dari hadis di atas jelaslah bahwa Rasulullah saw sangat tidak menyukai perilaku meminta-minta. Sebaliknya, beliau saw memerintahkan untuk bekerja walau hanya dengan mencari kayu bakar. Saking cintanya kepada orang yang suka bekerja keras, sampai-sampai beliau saw mencium tangan sahabat Handzalah r.hu lantaran tangannya kasar karena digunakan untuk bekerja keras.
Rasulullah saw dan para nabi juga bekerja sebagaimana manusia lainnya. Bahkan, Rasulullah saw pernah menjadi buruh untuk menggembalakan domba dan berdagang, Nabi Musa as bekerja menjadi buruh di tempat Nabi Syuaib as selama 10 tahun, Nabi Zakaria as adalah seorang tukang kayu, dan Nabi Dawud tidak makan kecuali dari hasil usahanya sendiri.
Memang, rizeki seseorang telah ditetapkan oleh Allah sejak jaman azali. Akan tetapi, hal itu juga menuntutnya untuk berusaha mencari dan terus mencari rizeki tersebut. Dengan catatan tidak sampai melalaikan Allah di kehidupannya. Artinya, di dalam mencari karunia Allah tersebut, dia tidak melakukan sesuatu yang dilarang oleh-Nya, akan tetapi pencarian karunia tersebut tetap berjalan pada rel yang telah disyariatkan oleh Allah.
Karenanya, sangat memprihatinkan kalau ada orang yang bekerja keras sampai-sampai tidak mengenal waktu, berangkat pagi pulang malam, tidak merawat diri, tidak memperhatikan keluarga, bahkan ada yang sampai berani meninggalkan shalat lima waktu. Tetapi, nyatanya tidak menikmati hasil kerjanya, alias tidak ada keberkahan dalam usahanya.

Pemahaman Hadis
1. (يَسْأَلُهُ) Yas`aluhu.
Lafald yas`alu berasal dari kata sa`ala yang berarti meminta. Maksudnya sahabat Anshar itu datang kepada Rasulullah dan meminta sesuatu dari beliau.
2. (أَنْ تَجِيءَ الْمَسْأَلَةُ نُكْتَةً فِي وَجْهِكَ) an Taji`al mas`alatu nuktatan fi wajhika.
Lafadz tajî`a mengandung arti akan datang kepadamu. Sedangkan lafald nuktatan berarti noda hitam. Artinya, orang yang pekerjaannya semasa di dunia adalah meminta-minta. Maka, nanti di hari kiamat ia akan datang menghadap Allah dalam keadaan ada noda hitam di wajahnya. Dalam riwayat lain Rasulullah saw bersabda, “Orang yang suka meminta-minta di dunia, akan datang menghadap Allah azza wa jalla dalam keadaan muka tanpa daging”
3. (لِذِي فَقْرٍ مُدْقِعٍ) li dzî faqrin mudfa’in.
Lafadz ini mengandung arti bahwa meminta-minta itu boleh dilakukan oleh orang fakir yang hina.
4. (لِذِي غُرْمٍ مُفْظِعٍ) li dzî ghurmin mufdhi’in.
Letak kata li dzî ghurmin mufdhi’in setelah terangkai dengan huruf wawu athâf. Hal ini menandakan bahwa orang yang menanggung kerugian yang besar juga diperbolehkan untuk meminta-minta.
5. (لِذِي دَمٍ مُوجِعٍ) li dzî damin mûji’in.
Letak kata li dzî damin mûji’in setelah terangkai dengan huruf wawu athâf. Hal ini menandakan bahwa orang yang menanggung diyat (denda) seorang pembunuh juga diperbolehkan untuk meminta-minta.

Oase Pencerahan
Allah azza wa jalla telah menyediakan langit dan bumi serta apa-apa yang berada di antara keduanya untuk manusia. Karenanya, sudah menjadi hukum alam (sunnatullah), barangsiapa yang berusaha untuk mencari karunia Allah tersebut niscaya ia akan memperolehnya. Sebaliknya, orang yang hanya berpangku tangan dan tidak mau berusaha niscaya ia tidak akan mendapatkan apa-apa.
Sebagai umat Nabi Muhammad saw, umat yang telah mendapatkan kemuliaan dari sisi-Nya. Hendaknya kita terus-menerus berusaha dengan sekuat tenaga untuk melakukan Pembelajaran Sifat dan Perubahan Perilaku. Sehingga kita CC 100% dengan perilaku suka bekerja keras. Sekalipun itu berat! Ingatlah pesan Allah azza wa jalla dalam firman-Nya,

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Qs.ar-Ra’du: 11)

Pembelajaran Sifat (Character Learning)
Kisah di atas adalah sebuah pembelajaran sifat oleh Rasulullah saw kepada kita. Bagaimana bencinya beliau dengan perbuatan meminta-minta, walaupun dilakukan oleh orang yang kekurangan akan tetapi ia masih mampu bekerja. Yang dilakukan oleh Rasulullah dalam menghadapi orang yang demikian adalah memberikan pemahaman agar ia mau bekerja keras guna mencukupi kebutuhan keluarganya. Beliau menyuruh untuk membeli kapak agar bisa digunakan untuk mencari kayu bakar kemudian kayu tersebut dijual. Rasulullah saw juga mengancam sahabat anshar tersebut agar tidak menemui beliau selama 15 hari. Hal tersebut dilakukan agar sahabat tersebut bisa merubah cara berpikirnya. Dari yang semula hanya mengharapkan belas kasihan orang lain menjadi orang yang suka bekerja keras.
Rasulullah saw memberikan contoh kepada umatnya. Bahwa beliau saw dan para sahabatnya juga bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
Dari kisah tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa Rasulullah saw adalah pekerja keras. Padahal kalau mau, bisa saja Beliau saw meminta langsung kepada Allah. Akan tetapi, hal tersebut tidak beliau lakukan semata memberikan pembelajaran sifat kepada umatnya agar mereka mau bekerja keras dan tidak berpangku tangan.

Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Jangan menjadi pemalas dan peminta-minta karena akan menjadi noda hitam di hari kiamat.
2. Jadilah orang yang suka bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup.
3. hafalkan doa ini sebagai doa keseharian,
ااَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ
“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada Mu dari sifat lemah dan malas”
4. Contohlah Rasulullah dalam segala hal. Sebab, beliaulah orang yang patut dijadilan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Dikarenakan, kehidupan beliau sesuai dengan wahyu dan pasti diridlai Allah azza wa jalla.
5. CC 100% dengan setiap hadis shahih yang telah kita baca, dengar, catat, dan hafal. Sebab, dengan berperilaku seperti itu Allah swt akan membahagiakan hidup kita; isnya Allah. []

1 comment: