Friday, September 3, 2010

cinta

يُبَلِّغُنِيْ حُبَّكَ
(روي الطرمذي عن أبو درداء D الحديث حسن غاريب)
"Ya Allah aku memohon kepada-Mu untuk dapat mencintai-Mu mencintai orang-orang yang mencintai-Mu, dan setiap amal yang dapat mendekatkanku kepada cinta-Mu"
dalam riwayat yang lain berbunyi dan setiap amal yang dapat menyampaikanku untuk mencintai-Mu. (Hr. Tirmidi dari sahabat Abu Darda' ra, Hadis Hasan Gharib)

Setiap orang menginginkan cinta dan mendambakannya, bahkan tidak jarang orang yang telah dimabuk cinta dan dibakar oleh api asmara "cinta duniawiah". Tapi tiada cinta yang abadi didunia dan akhirat kecuali cinta Allah Rabbil 'izzati. Oleh karenanya cinta yang paling hakiki adalah cinta Rabbi. Sebab kesempurnaan itu hanya dimiliki-Nya dan keindahan yang sempurna hanyalah dikarenakan sifat-sifat-Nya.
Sedangkan berikutnya Rasulullahlah yang paling berhak meraih cinta tersebut karena beliau adalah hamba Allah yang paling sempurna dan mulia disisi-Nya, memiliki akhlak yang luhur, dan jalan yang lurus. Oleh karenanya barang siapa yang ingin menjadi hamba yang di cintai-Nya dan Rasul-Nya , maka langkah yang pertama dan paling utama adalah bagaimana agar kita di cintai-Nya ?.
Cinta kepada Allah ?
Cinta kepada Allah, pada dasarnya adalah suka mengingat-Nya, suka memuji-Nya, dan suka bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat-Nya lahir dan batin. Sebab Allah adalah Dzat yang paling berhak untuk mendapatkan sanjungan dan pujian yang sempurna. Sebagaimana firman-Nya;

"karena itu , ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku." (Qs. al-Baqarah: 152).

Mencintai Rasulullah adalah wujut nyata dari Cinta Allah.
Yaitu cinta yang mengharuskan untuk meneriama segala yang dibawa oleh Rasulullah saw dari sisi-Nya dan menerimanya dengan rasa cinta, ridha, pengagungan, dan penerimaan serta tidak mencari petunjuk dari selain jalan beliau saw secara keseluruhan. Tidak ada rasa keberatan dalam hati terhadap keputusannya, serta berperilaku dengan akhlaknya dalam hal kedermawanan, mementingkan orang lain, kesantunan, ketawadhuan. Kemudian mengikuti beliau dengan baik dengan segala yang beliau sampaikan dari Allah swt, yaitu membenarkan segala yang diberitakannya, mentaati segala kwajiban yang diperintahkan-Nya dan menjahui dengan sekuat tenaga menjahiu yang dilarang-Nya, membela Agama-Nya, dan memerangi siapa saja yang menentangnya menurut kamampuan, dengan kata lain mengikuti dan ridha apa yang telah menjadi kemauan dan ketetapan Allah swt. Sebagaimana dalam firman- Nya:
"…. dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya". (Qs. al-Mu'min: 44).
Tanda cinta kepada Allah ialah tidak butuh kepada selain-Nya dan tidak memohon kepada seorangpun selain-Nya, sebagaiman yang dikatakan oleh Dzunun al-Mishri;
"katakanlah kepada orang yang menampakkan cinta kepada Allah, janganlah kamu tunduk kepada selain-Nya, dan diantara tanda cinta kepada Allah ialah ia tidak butuh kepada selain-Nya."

Allah telah memuji hamba-hamba-Nya yang mencintai-Nya, dengan firman-Nya;
"Dan orang-orang yang beriman lebih mencintai Allah" (Qs.al-Baqarah: 165).

Dan diantara bukti kecintaan tersebut adalah, membaca Kalamullah dan merenungkan serta menghayatinya, khusyuk ketika membaca ayat-ayatnya, berhenti pada batas-batasnya, mengangkatkan huruf-hurufnya, dan bersegera mengerjakan amalan-amalan sesudahnya.

Cinta kepada Alah bukan sekedar kata-kata dan bukan sekedar cerita. Demikian pula cinta kepada Rasulullah saw, sebagaimana halnya cinta kepada beliau saw. Bukan sekedar dakwah dengan lisan dan tidak pula cukup cinta dengan hati, sehingga disertai dengan mengikuti dan meniru jejak beliau saw, dan perubahan perilaku dalam setiap hal.
Sebab cinta itu bukan nada-nada yang dilagukan, bukan kasidah-kasidah yang disenandungkan, dan bukan pula kata-kata yang diucapkan. Tetapi cinta adalah mentataati Allah dan Rasul-Nya, serta beramal dengan amalan-amalan yang telah di teladankan oleh beliau saw dan yang pasti mendatangkan cinta-Nya. Dimana cinta tersebut nampak dalam perilaku dalam perbuatan kesehariannya. Sebagaimana yang disindir dalam al-Qur'an dengan firman-Nya;
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (Qs. Ali Imran: 31-32).

Mencintai Rasulullah saw diatas seluruh manusia.
Mendahulukan cinta Nabi saw, ucapan-ucapan dan perintahnya ketimbang selainnya serta mengagungkan hal itu, dimulai dengan kecintaan hati, dan berangan-angan bisa meliahat serta bersahabat dengan beliau disurga bersama-sama dengan para sahabat, dan diakhiri dengan perubahan perilaku yakni mengamalkan syariatnya secara lahir dan batin karena cinta dan kerinduan sebab tidak ada suri tauladan yang lebih baik serta tempat rujukan yang sempurna selain beliau saw, oleh karenanya mencintai beliau saw adalah wajib hukumnya. Sebagaimana yang telah difirmankan-Nya;
"Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (Qs. at-Taubat: 24).

Sejalan dengan firman-Nya diatas Nabi saw, bersabda:
"Salah seorang dari kalian tidak beriman sehingga aku lebih dicintainya dari pada anaknya, orang tuanya dan manusia seluruhnya," (Hr. Bukhari dan Muslim).
Di antara hal-hal yang bisa membawa hati untuk mencintai Nabi serta mengagungkanya ialah mengenang hal ihwal beliau saw dalam hal perhatian beliau kepada umatnya, lemah lembut dan kasih sayang beliau saw kepada mereka.

Belajar sifat 'arif dari Beliau saw dapat menghantarkan pada cinta Beliau saw.
Beliau saw adalah orang yang paling pemurah dan paling belas kasihan pada sahabat dan umatnya , orang yang paling bermanfaat bagi mereka dalam urusan agama dan dunia mereka, manusia yang paling fasih dan paling lembut dalam perkataan, orang yang paling sabar, orang yang paling jujur dalam setiap pertemuan, orang yang paling menepati janji, orang yang paling suka membalas keburukandengan kebaikan, orang yang paling suka membalas kebaikan dengan balasan yang berlipat ganda, orang yang paling tawadhu', orang yang lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri, orang yang paling konsisten dengan perintah-Nya dan larangan-Nya.
Adapun prinsip cinta Nabi adalah, ketaatan , kepatuhan dan penerimaan, serta mencintai apa yang beliau cintai dan menbenci apa yang beliau benci, suatu misal mencintai seorang kekasih tidak bisa dikatakan benar dan lurus cintanya kecuali dengan mengetahui apa yang di cintai sang kekasih dan menjahui apa yang di bencinya. Sebagaimana kata seorang penyair;
"Sekiranya kamu berkata kepadaku : Matilah kamu !
maka aku pun mati karena mendengar dan patuh"
Memuliakan orang yang mengamalkan sunah ('ulama') dapat menghantarkan kita pada cinta Rasulullah saw , karena 'ulama' adalah tokoh dimata umat dan mereka adalah cahaya yang berjalan ditengah-tengah manusia. Dan mereka ('ulama') adalah orang-orang yang diberi amanah untuk meneriama warisan kenabian. Oleh karenanya kita seyugjanya dapat mengambil pelajaran dari para ulama'-Nya tersebut, mencintai mereka dan meminta nasihatnya guna merubah perilaku dari hal yang jelek menuju hal yang lebih bermanfaat.
Kita memohon kepada Allah semoga menjadikan kita orang-orang yang bermanfaat bagi agama dan bangsa, dan mengaruniai kita cinta yang haqiqi agar dapat mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai-Nya dan Rasul-Nya, serta mengumpulkan kita di tempat rahmat-Nya, bersama para nabi, siddiqin, syuhada' dan shalihin. Karena merekalah sebaik-baik teman di Akhirat, Amiiiiin.

No comments:

Post a Comment